Jumat, 14 Desember 2012

Tugas Ekonomi Pariwisata Bab 4 : Perhitungan Penerimaan Devisa dari Sektor Pariwisata


Martin Handoko
2010145004

              Propinsi Kopo memiliki jumlah penduduk 8.310.000 jiwa. Pada tahun 1993, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi provinsi ini tercatat sebanyak 678.542 orang. Sedangkan wisatawan nusantara yang datang melakukan kegiatan wisata di kawasan ini berjumlah 1.134.860 orang wisatawan. Menurut kantor pariwisata Kopo kecenderungan kegiatan pariwisata di daerah ini adalah sebagai berikut :

a.   Pengeluaran rata-rata wisatawan mancanegara per hari adalah 75 US$, sedang wisatawan nusantara memiliki pengeluaran rata-rata per harinya sebesar  Rp.25.000
b.  Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara 10 hari sedangkan wisatawan nusantara 5 hari.
c.   Nilai tambah Provinsi Kopo diketahui besarnya 45%
d.  Pendapatan regional provinsi ini diketahui sebesar Rp.1.625.000.000.000,00
e.   Pada tahun 1993 1 US $ sebanding dengan Rp.2.500,-

1)    Intensitas Pariwisata Provinsi Kopo :

          Dik :
·        Dn    : 5 hari x 1.134.860 = 5.674.300
·        Fn     : 10 hari x 678.542 = 6.785.420
·        P       :8.310.000 jiwa

          Dit :  TI?

          Jawab :

            TI = Dn + Fn   x 100 %
                         P
          TI = 5.674.300 + 6.785.420x 100%
                             8.310.000

                   = 149,93% =>>150%

2)   Besarnya Pendapatan Dari Kegiatan Sektor Pariwisata Di Provinsi Kopo :

         Dik :
·        Nd    : 1.134.860
·        Ld     : 5 hari
·        ed     : Rp 25.000
·        Nf     : 678.542
·        Lf     : 10 hari
·        Ef     : Rp 187.500

          Dit : Y ?

          Jawab:
Y = ( Nd x Ld x ed ) + ( Nf x Lf x ef )

    = ( 1.134.860 x 5 x 25.000 ) + ( 678.542 x 10 x 187.500 )

   = 141.857.500.000 + 1.272.266.250.000

   Rp 1.414.123.750.000

3)    Besarnya Sumbangan Dari Kegiatan Sektor Pariwisata TerhadapPendapatan Regional Provinsi Kopo :

         Dik :
·        Y      : Rp 1.414.123.750.000
·        Va    : 45% à0,45
·        RY   : Rp 1.625.000.000.000

          Dit :     CT?

          Jawab :

      CT = Y x Va   x 100 %
                     NY

          
1.414.123.750.000 x 0,45    x100%
                   1.625.000.000.000
          = 39 %

4)         Dengan melihat dari hasil sumbangan atas kegiatan pariwisata sebesar 39% bagi provinsi Kopo, dan dibandingkan dengan pendapatan Regional sebesar Rp.1.625.000.000.000, maka didapatkan hasil sebesar Rp. 633.750.000.000,- . Jumlah dari Rp. 633.750.000.000,- atau 39% pendapatan regional dari sektor pariwisata, merupakan sumbangan cukup besar dan patut diperhitungkan di waktu yang akan datang bagi perkembangan kegiatan sektor pariwisata di provinsi Kopo. Maka pemasukan yang diberikan oleh sektor pariwisata menjadi penting bagi Provinsi Kopo, sehingga sektor pariwisata merupakan salah satu komponen yang potensial bagi pemasukan untuk Provinsi Kopo yang harus selalu dijaga dan dikembangkan untuk waktu yang akan datang.

Jumat, 07 Desember 2012

Tugas Ekonomi Pariwisata Bab 3 : Kecenderungan Perjalanan & Elastisitas Permintaan


Martin Handoko
2010145004

1)    Negara Astina
P= 14.500.000
Number of Tourist (N)
(orang)
Frequency (F)
Trip (T)
(perjalanan)
1.150.000
1 kali
1.150.000
475.000
2 kali
950.000
185.000
3 kali
555.000
1.810.000
2.655.000






         
A.   Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih :

NTP = N  X 100%
            P
=  1.810.000 X 100%
   14.500.000

= 12,48%
B.   Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor :

GTP = T X 100%
           P
=  2.655.000 X 100%
   14.500.000

=  18,37%

C.   Frekuensi Perjalanan :
TF =    GTP
            NTP
18,31%
   12,48%

= 1,46 Kali = 1 Kali

         


Negara Amarta
P : 9.700.000
Number of Tourist ( N )
Orang
Frequency ( F )
Trip ( T )
Perjalanan
657.000
1 kali
675.000
355.000
2 kali
710.000
193.000
3 kali
579.000
1.223.000

1.964.000

A.   Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih :

NTP = N X 100%
            P
=  1.223.000 X 100%
     9.700.000

=  12,60 %

B.   Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor :

GTP = T X 100%
            P
=  1.964.000 X 100%
     9.700.000

= 20,24%

C.   Frekuensi Perjalanan :

TF = GTP
         NTP
  20,24%
     12,60%

= 1,60 Kali = 2 kali

     Negara yang memiliki potensi besar untuk menjadi negara asal wisatawan bila dilihat dari kalkulasinya adalah Negara Amarta karena Travel Frequency negara tersebut sebanyak 2 kali. Akan tetapi, bila dilihat dari jumlah penduduk dari Negara Astina dan Negara Amarta yang selisih lumayan jauh, maka Negara Astina walaupun Travel frequency’nya hanya 1 kali, akan tetapi cukup berpotensi untuk menjadi negara asal wisatawan yang bisa menjadi sasaran promosi selain dari Negara Amarta.

2)    Sifat – sifat dari kecenderungan perjalanan !
a)    Bila pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan untuk keperluan pangan akan menjadi lebih kecil.
b)    Bila pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan untuk keperluan sandang akan tetap sama.
c)     Bila pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan untuk keperluan bahan bakar, penerangan, air dan penyewaan fasilitas hidup adalah tetap sama.
d)    Bila pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan untuk keperluan aneka warna, seperti : rekreasi, pendidikan dan lainnya akan menjadi lebih besar.

v Kecenderungan Perjalanan yang Tinggi disebabkan oleh :
·        Pendapatan penduduk yang besar.
·        Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta, Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll).
·        Penduduk kota kota besar.
·        Kelompok usia antara 20 - 45 tahun.
·        Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga yang memiliki anak - anak usia sekolah.
·        Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi.

v Kecenderungan Perjalanan yang rendah disebabkan oleh :
·        Pendapatan penduduk yang kecil.
·        Pekerjaan penduduk seperti petani, buruh dan pensiunan.
·        Anak-anak kecil dan orang orang diatas 75 tahun.
·        Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang.
·        Anggota keluarga besar ( >5 orang).

3)    Kondisi Elastis: Seseorang yang melakukan perjalanan wisata dengan dibayarkan oleh perusahaan tempat orang tersebut bekerja untuk keperluan bisnis. Pengusaha yang melakukan perjalanan bisnis yang diutus oleh perusahaannya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk keperluan lain karena biaya sudah ditanggung oleh perusahaan yang mengirimkannya.

Kondisi Elastis Murni : Kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan harga bahan bakar minyak dapat mempengaruhi semua harga produk, termasuk produk pariwisata. Karena dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, harga pangan dan harga bahan bakar untuk transportasi juga akan meningkat.

Kondisi Tidak Elastis : Seorang wisatawan yang melakukan perjalanannya atas biaya sendiri, sehingga apabila ada kenaikan harga, maka wisatawan tersebut akan mencari alternatif lain yang sesuai dengan biaya yang dimilikinya. Misalnya saja terdapat wisatawan yang akan melakukan perjalanan dengan biaya sendiri, sehingga perjalanan wisata yang akan dilakukan sangat tergantung dengan rencana dan biaya yang sudah direncakan / telah disusun ditempat asalnya. Dan pada saat tiba ditempat tujuan, apabila terdapat perubahan harga ( Hotel, Restaurant dan lain-lain) maka wisatawan tersebut akan mencari hotel, restaurant lain yang lebih sesuai dengan biaya yang dimilikinya. Bahkan jika terjadi peningkatan harga dari produk pariwisata, maka wisatawan bias menunda bahkan mengurungkan niatnya untuk melakukan kegiatan wisata.