Martin Handoko
2010145004
1) Negara Astina
P= 14.500.000
Number of Tourist (N)
(orang)
|
Frequency (F)
|
Trip (T)
(perjalanan)
|
1.150.000
|
1 kali
|
1.150.000
|
475.000
|
2 kali
|
950.000
|
185.000
|
3 kali
|
555.000
|
1.810.000
|
2.655.000
|
A.
Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih
:
NTP = N X
100%
P
= 1.810.000 X
100%
14.500.000
= 12,48%
B. Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor
:
GTP = T X
100%
P
= 2.655.000 X
100%
14.500.000
= 18,37%
C. Frekuensi Perjalanan
:
TF = GTP
NTP
= 18,31%
12,48%
= 1,46 Kali = 1 Kali
Negara Amarta
P : 9.700.000
Number of Tourist ( N )
Orang
|
Frequency ( F )
|
Trip ( T )
Perjalanan
|
657.000
|
1 kali
|
675.000
|
355.000
|
2 kali
|
710.000
|
193.000
|
3 kali
|
579.000
|
1.223.000
|
1.964.000
|
A. Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih
:
NTP = N X
100%
P
= 1.223.000 X
100%
9.700.000
= 12,60 %
B. Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor
:
GTP = T X
100%
P
= 1.964.000 X
100%
9.700.000
= 20,24%
C. Frekuensi Perjalanan
:
TF = GTP
NTP
= 20,24%
12,60%
= 1,60 Kali =
2 kali
Negara yang
memiliki potensi besar untuk menjadi
negara asal wisatawan bila dilihat dari kalkulasinya adalah Negara Amarta karena Travel Frequency negara tersebut sebanyak 2 kali. Akan tetapi, bila
dilihat dari jumlah penduduk dari Negara Astina dan Negara Amarta yang selisih
lumayan jauh, maka Negara Astina walaupun Travel frequency’nya hanya 1 kali,
akan tetapi cukup berpotensi untuk menjadi negara asal wisatawan yang bisa
menjadi sasaran promosi selain dari Negara Amarta.
2) Sifat – sifat dari kecenderungan perjalanan !
a) Bila
pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan
untuk keperluan pangan akan menjadi lebih kecil.
b) Bila
pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan
untuk keperluan sandang akan tetap sama.
c) Bila
pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan
untuk keperluan bahan bakar, penerangan, air dan penyewaan fasilitas hidup
adalah tetap sama.
d) Bila
pendapatan bertambah, maka persentase yang digunakan
untuk keperluan aneka warna, seperti : rekreasi, pendidikan dan lainnya
akan menjadi lebih besar.
v Kecenderungan Perjalanan yang
Tinggi disebabkan oleh :
·
Pendapatan penduduk yang besar.
·
Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta,
Direktur, Karyawan tingkat tinggi,
dll).
·
Penduduk kota – kota besar.
·
Kelompok usia antara 20 - 45
tahun.
·
Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga
yang memiliki anak - anak usia sekolah.
·
Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi.
v Kecenderungan Perjalanan yang rendah disebabkan oleh
:
·
Pendapatan penduduk yang kecil.
·
Pekerjaan penduduk seperti petani, buruh dan pensiunan.
·
Anak-anak kecil dan orang – orang diatas
75 tahun.
·
Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari
2.000 orang.
·
Anggota keluarga besar
( >5 orang).
3)
Kondisi Elastis:
Seseorang yang melakukan perjalanan wisata dengan dibayarkan oleh perusahaan tempat orang tersebut bekerja untuk keperluan bisnis. Pengusaha
yang melakukan perjalanan bisnis
yang diutus oleh perusahaannya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk keperluan lain karena biaya sudah ditanggung oleh perusahaan
yang mengirimkannya.
Kondisi Elastis Murni : Kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan harga bahan bakar minyak dapat mempengaruhi semua harga produk,
termasuk produk pariwisata. Karena dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, harga pangan dan harga bahan
bakar untuk transportasi juga akan meningkat.
Kondisi Tidak Elastis : Seorang wisatawan yang melakukan perjalanannya atas biaya sendiri, sehingga apabila ada kenaikan harga, maka wisatawan tersebut akan mencari alternatif
lain yang sesuai dengan biaya yang dimilikinya. Misalnya saja terdapat wisatawan yang akan melakukan perjalanan dengan biaya sendiri, sehingga perjalanan wisata yang akan dilakukan sangat tergantung dengan rencana dan biaya
yang sudah direncakan / telah disusun ditempat asalnya. Dan pada saat tiba ditempat tujuan, apabila terdapat perubahan harga (
Hotel, Restaurant dan lain-lain) maka wisatawan tersebut akan mencari hotel, restaurant
lain yang lebih sesuai dengan biaya yang
dimilikinya. Bahkan jika terjadi peningkatan harga dari produk pariwisata, maka wisatawan bias menunda bahkan mengurungkan niatnya untuk melakukan kegiatan wisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar